Jumat, 06 Maret 2009

TV Meningkatkan Resiko Asma Anak

Switch to Bahasa Inggris

Anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam sehari ditengarai akan memiliki resiko menderita asma dua kali lebih tinggi, demikian peneliti Inggris melaporkan akhir Februari lalu.

Saat ini asma menjangkiti tak kurang dari 300 juta orang di seluruh dunia dan umumya diderita oleh anak-anak secara kronis. Gejala-gejala yang biasa timbul adalah nafas yang berbunyi (mengi), sulit bernafas, batuk dan dada terasa sesak.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Thorax menyebutkan bahwa tak kurang dari satu kasus kematian dari 250 kematian di dunia berhubungan dengan asma dan berkaitan dengan obesitas dan kurangnya olahraga.

“Terdapat penemuan sebelumnya bahwa pola nafas berhubungan dengan kebiasaan yang memicu perubahan pada paru-paru dan mengi pada anak,” ungkap Andrea Sherriff dari Universitas Glasgow yang menulis penelitian tersebut.

Sherriff dan teman-temannya meneliti lebih dari tiga ribu anak mulai dari yang baru lahir sampai usia 12 tahun. Dalam penelitiannya pada orang tua ditanyakan gejala mengi pada anak mereka dan diagnose asma oleh dokter saat mereka tumbuh dewasa. Mereka juga melakukan analisa seberapa sering anak tersebut menonton televisi. Hanya saja Sherriff dan kawan-kawan tidak meneliti pengaruh video game dan komputer.

Penelitian tersebut juga mengungkap 6 persen anak yang berusia 12 tahun yang tidak ditemui mengidap asma saat dewasa justru mengidap penyakit tersebut. Anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam per hari justru rata-rata dua kali lebih banyak terdiagnose asma dibanding yang kurang menonton televisi.

Dalam catatannya mereka menyebutkan bahwa penelitian ini sebagai petunjuk adanya hubungan antara kebiasaan saat usia anak-anak dengan perkembangan asma pada ujung usia masa anak-anak.


Yahoo,reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar