Senin, 11 Mei 2009

Peran Ayah Di Ruang Bersalin

Switch to Bahasa Inggris

Dahulu peran yang dilakukan (calon) ayah saat menghadapi kelahiran si buah hati hanyalah menunggu dan berharap cemas di ruang tunggu yang dipenuhi asap rokok. Tetapi waktu berlalu dan tradisi tersebut mulai bergeser. Saat ini (calon) ayah dituntut peran aktifnya membantu proses melahirkan.

Beberapa ayah, terutama yang menunggu kelahiran anak pertama, biasanya akan memiliki rasa khawatir dan tak menentu yang lebih tinggi dan tidak tega bila melihat istrinya sakit saat melahirkan. Harap-harap cemas juga sering menghinggapi calon ayah. Ada juga yang ketakutan ayah bila ia tidak tahan di ruang bersalin dan malah menimbulkan kejadian yang memalukan seperti pingsan di dalam ruang bersalin.

Sebenarnya apa peran ayah di ruang bersalin sesungguhnya? Menurut banyak pengalaman para ayah, tidak banyak peran aktif yang bisa dilakukan ayah. Fungsi utama ayah di ruang bersalin utamanya memberikan rasa tenang pada ibu menghadapi proses persalinan dan biasanya membantu mengatur ritme kontraksi yang dialami ibu. Untuk itu bila anda merupakan tipe ayah yang gampang gugup, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah anda.

Perkaya pengetahuan.
Ketakutan dan kekhawatiran anda sebenarnya adalah karena ketidaktahuan anda. Cobalah untuk terlibat dalam kehamilan istri dengan turut berperan aktif mencari informai seputar segala hal tentang kehamilan dan permasalahannya. Ikutlah juga bila istri mengambil kelas pendidikan calon ibu. Andapun dapat bertanya pada dokter tentang situasi kehamilan istri. Semakin anda anda tahu, semakin nyaman anda mendampingi istri melahirkan.

Diskusi dengan pasangan.
Istri juga berhak tahu apa yang anda rasakan dan mengapa, hal ini akan mengungkap apa yang sesungguhnya diinginkan oleh istri selama proses kelahiran. Yang perlu diingat bahwa diskusi ini memiliki titik kritis dimana jangan sampai timbul anggapan bahwa ketidakinginan anda mendampingi di ruang bersalin sebagai ketidakpedulian anda pada istri atau bayi anda.

Memperjelas peran.
Jika anda tidak memiliki masalah berada di ruang bersalin, anda perlu memperjelas peranan anda di ruang bersalin nantinya. Mungkin anda ingin mengabadikan momen berharga kelahiran anak anda? Bicaralah dengan istri anda, yakinkan ia bahwa anda akan mendampingi kelahirannya, hanya saja mungkin tidak persis seperti harapan istri anda.

Bersikap tenang.
Tak peduli seberapapun kegelisahan anda menanti kelahiran, mendukung istri keinginan anda segera menggendong di kecil akan mengalahkan segalanya. Untuk itu bersikaplah tenang dan tetap fokus.

Mintalah bantuan.
Jika anda terlalu khawatir sendirian di ruang bersalin atau merasa anda hanya akan mengganggu proses kelahiran nantinya, mintalah tolong saudara istri anda atau teman untuk mendampingi anda di ruang bersalin.

Bertukar pengalaman dengan teman.
Luangkan waktu untuk bertukar pengalaman sekaligus menimba ilmu pada teman anda yang pernah mendampingi istrinya melahirkan. Mungkin mereka dapat memberi saran atas kekhawatiran anda dan memberi cara mengatasi kekacauan anda saat melihat istri anda melahirkan. Mungkin mereka akan menceritakan pengalaman mereka yang penuh dengan emosi, melelahkan, menakjubkan, membosankan, menakutkan yang muncul secara bersamaan. Dan yang pasti biasanya mereka akan menganjurkan untuk tidak melewatkan momen yang paling berharga tersebut.

Tentunya sikap supportif dan dukungan anda, akan membuat istri akan lebih tenang selama proses kelahiran di dalam ruang bersalin. Tetapi bila pada saat-saat terakhir anda memang merasa tidak kuat janganlah memaksakan diri, tetap menunggu di luar akan lebih baik. Ingatlah bahwa keterlibatan anda dalam proses kelahiran akan menambah ikatan emosional dalam keluarga anda, dan itu sangat berguna di kemudian hari.

Previously posted in Free Pregnancy Magazine, 9months

2 komentar:

  1. Mohon ijin, artikel ini akan sy jadikan rujukan dalam tulisan sy, dalam sebuah sub bab dari buku yang saya susun. Tentu dengan mecamtumkan sumbernya.

    Beberapa kalimat saya edit, sedemikian rupa agar mudah dipahami masyarakat awam.

    Terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. Silahkan... artikel ini juga sebelumnya sudah dimuat dalam majalah ibu hamil "9months"

    BalasHapus