Survey tahun 2008 terhadap 328 pria dan 250 wanita di Indonesia menunjukkan bahwa tak kurang dari 57 persen pria dan 64 persen wanita mengalami ketidakpuasan dengan kehidupan seksual mereka. Survei ini bagian dari penelitian bertajuk APSHOW ((Asia Pacific Sexual Health and Overall Wellness).
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, .Dr.dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS mengatakan, ”Ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan, disebut sebagai disfungsi ereksi. Hanya sedikit sekali kasus disfungsi ereksi yang terungkap dan mendapat penanganan medis yang tepat. Sekitar 13% penderita yang sudah tanggap informasi dan mau mencari pengobatan yang benar, sedangkan sebagian besar lainnya menutup diri karena tidak mengerti, malu, mengganggap bukan penyakit dan juga kemungkinan karena dokter yang menangani tidak siap.”
Selanjutnya Prof Wimpie mengatakan bahwa tingkat kekerasan ereksi pada pria menentukan kualitas hubungan seksual. Jika tingkat kekerasan maksimal maka pasangan dapat mendapatkan ingkat kepuasan yang optimal.
Sementtara perusahaan farmasi Pfizer telah mengembangkan teknik evaluasi tingkat kekerasan ereksi pribadi dan pasangan yang dikemas dalam bentuk lima pertanyaan singkat. Teknik ini menghasilkan angka yang disebut sebagai Erection Hardness Score (EHS). Mikin tinggi angka EHS makin maksimal tingkat kekerasan yang dihasilkan dari ereksi. Untuk melakukan evaluasi Disfungsi Ereksi sendiri, pembaca dapat mengunjungi situs www.vi-lounge.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar