Jumat, 08 Oktober 2010

Menyikapi Bayi Cegukan

Switch to Bahasa Inggris

Bayi dan cegukan adalah hal yang terpisahkan. Cegukan pada dasarnya bukanlah pertanda buruk bayi, hanya saja sering membuat orang tua khawatir. Cegukan adalah sesuatu yang normal, tak perlu dikhawatirkan dan biasanya hilang dengan sendirinya. Sangat jarang pula bayi cegukan menjadi tanda atau gejala dari suatu penyakit serius.

Cegukan terjadi saat diafragma, otot di dasar paru-paru mengalami kejang (kontraksi otot diafragma yang terjadi tiba-tiba). Kekejangan itu menyebabkan pita suara menutup dengan cepat sehingga udara yang hendak masuk ke paru-paru terhambat, dan terdengarlah suara keras, cegukan.

Bagi orang tua yg baru pertama kali punya anak paling khawatir jika bayinya yg masih berumur 0-3 bulan cegukan, padahal cegukan pada bayi terutama setelah minum ASI atau susu botol sebenarnya hal yg biasa dan dialami hampir semua bayi.

Menurut Prof. Mark Widome, MD, pakar kesehatan anak pada Penn State Children Hospital, cegukan kadang diharapkan dan merupakan pertanda bahwa bayi anda telah kenyang dan makan dengan sempurna.

Cek dot minum bayi. Bayi dapat menelan terlalu banyak udara dan cegukan jika lubang dotnya tidak tepat besarnya. Pijat bagian belakang langit-langit mulut dengan kapas yang dibasahi air. Gerakkan kapas itu ke depan dan belakang selama 1 menit atau lebih.

Tak ada obat untuk mengatasi cegukan, tetapi biasanya untuk mengatasinya bayi cegukan saat menyusui, Anda bisa membaringkannya, dan menekuk kedua kakinya hingga ke arah perut. Memberinya air hangat juga bisa membantu. Akan lebih mudah bila menggunakan dot, karena dot akan membukakan faring atau tenggorokan.Cara lain untuk mengatasinya, orang tua juga dapat membantu bayi untuk bersendawa, atau menepuk punggung bayi supaya terjadi sendawa (baca “Bantu Bayi Bersendawa”, Majalah 9months Januari 2010).
Read More..