Rabu, 11 November 2009

Terapi Hormon, Solusi Hadapi Menopause

Switch to Bahasa Inggris

Menopause adalah peristiwa alami yang pasti akan dihadapi wanita/ibu. Meskipun hal ini sudah sangat disadari para wanita dan ibu, selalu saja ada kekhawatiran dan ketakutan yang menghantui. Menopause biasanya datang saat usia wanita/ibu mencapai 50an atau ketika diangkatnya ovarium yang menyebabkan datang bulan terhenti secara permanen. Dari ancaman keropos tulang sampai turunnya gairah seksual, dan yang lebih serius lagi adalah turunnya kualitas hidup wanita/ibu menopause karena kekhawatiran psikologis akibat banyaknya dampak fisik yang harus diderita.

“Banyak wanita/ibu menopause yang hidup dengan berbagai obat karena banyaknya keluhan fisik yang dirasakan akibat menopause tersebut. Padahal bila wanita/ibu menopause mau menyadari dan terbuka, sesungguhnya penyebab utama dari penurunan kondisi fisik tersebut sebagian besar disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen itu sendiri sebagai dampak berhentinya menstruasi,” ungkap Prof. Dr. Ali Baziad, SpOG (K).

Obat-obatan pengganti hormon ini diperlukan agar kebutuhan estrogen pada wanita/ibu menopause tetap terpenuhi sama seperti saat masih mengalami menstruasi. Hanya saja masih terdapat resistensi dan ketakutan pada wanita/ibu menopause akan dampak negatif dari obat-obatan hormon tersebut seperti terejadinya kegemukan dan kekhawatiran akan kanker payudara dan tekanan darah tinggi.

Saat ini solusi pengganti hormon estrogen pada wanita/ibu menopause sudah memasuki babak baru dengan Terapi Sulih Hormon (TSH) dengan tambahan 2mg Drospirenone disamping 1mg 17β estradiol atau yang biasa dikenal dengan nama estrogen. Drospirenone ini diharapkan akan mampu menangkal peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol yang dialami wanita/ibu menopause yang hanya mengkonsumsi TSH estradiol saja.

Idealnya TSH ini dilakukan dalam waktu 5 sampai 6 tahun saat wanita/ibu tidak lagi mengalami menstruasi selama satu sampai dua tahun. Hal ini dilakukan agar kondisi tubuh wanit/ibu tetap terjaga dan terapi dilakukan saat segala kondisi fisik masih memungkinkan untuk pemberian TSH tersebut.

Saat ini penatalaksanaan pemberian TSH pada wanita/ibu menopause sudah baku dan dapat diberikan oleh setiap dokter yang telah melalui sertifikasi. Sertifikasi ini sendiri dilakukan oleh PERMI (Perkumpulan Menopause Indonesia) yang merupakan perkumpulan para praktisi dan pemerhati di bidang medis khususnya mengenai permasalahan menopause ini.

Sertifikat ini akan memberikan keleluasaan pada dokter untuk mengetahui kondisi fisik wanita/ibu menopause sebelum memberikan resep TSH agar tidak terjadi kontra indikasi. Kontra indikasi untuk pasien TSH itu sendiri antara lain adalah pasien dengan kanker payudara, lever akut, kanker otak dan kanker rahim. Wanita/ibu menopause yang telah lengkap dengan pemeriksaan menyeluruh akan diberikan TSH dengan percobaan satu bulan. Bila TSH tersebut cocok, maka akan diberikan kemudian untuk TSH selama 6 bulan dan bila dimungkinkan diberikan TSH untuk 5 sampai 6 tahun resep tanpa harus kontrol.

Untuk wanita/ibu dengan menopause dini seperti diangkatnya ovarium, radiasi atau sebab lain maka tidak ada pilihan Terapi sulih hormon adalah kebutuhan yang mendesak, demikian penekanan Prof. Dr. Ali Baziad, SpOG (K).

Read More..